Manfaat ASI Eksklusif Bagi Ibu dan Bayi
idefa.blogspot.com -Tahukah anda bahwa bayi sebaiknya
diberikan Air Susu Ibu (ASI) saja secara eksklusif tanpa makanan
tambahan lain selama 6 bulan pertama pertumbuhan karena banyak
manfaatnya bagi ibu dan juga bayi, termasuk untuk mencegah gangguan
tingkah laku pada anak ? Setelah 6 bulan pun ASI sebaiknya tetap
diberikan selama mungkin, tapi sudah bisa secara bertahap ditambahkan
dengan makanan lain untuk membantu pertumbuhan bayi. Begitulah himbauan
dari dunia kesehatan saat ini.
ASI Ekslusif diberikan selama 6 bulan pertama sejak bayi dilahirkan, tanpa diberi tambahan makanan atau minuman apapun. Saat memasuki usia 6 bulan, bayi baru diperkenalkan pada Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sedangkan pemberian ASI tetap diteruskan hingga bayi berusia 2 tahun.
Bila bayi diberi ASI eksklusif 6 bulan penuh, akan mengurangi kemungkinan ibu untuk hamil lebih dini. Ibu yang menyusui dengan ASI biasanya juga lebih cepat mengembalikan postur tubuhnya seperti sebelum hamil. Selain itu juga mengurangi kemungkinan kerapuhan pada tulang ibu.
Ada banyak manfaat pemberian ASI secara
eksklusif, baik bagi bayi maupun bagi si ibu. Bahkan baru-baru ini
sebuah hasil penelitian di Oxford University Inggris
menunjukkan suatu hubungan yang jelas antara pemberian ASI dengan
penurunan gangguan perkembangan dan tingkah laku pada anak. Hasil
penelitian ini sudah dipublikasikan di jurnal ilmiah kesehatan Archives of Disease in Childhood.
Mengutip info yang diperoleh dari
National Health Service (Lembaga Pelayanan Kesehatan) Inggris, diantara
manfaat pemberian ASI pada bayi adalah mengurangi resiko bayi terkena
diare dan muntah, mengurangi kemungkinan terkena infeksi pada dada dan
telinga, mengurangi resiko penyakit kulit, mengurangi kemungkinan
terkena sembelit, sehingga berkurang juga kemungkinan bayi dirawat di
rumah sakit. Selain itu pemberian ASI mengurangi kemungkinan bayi
mengalami masalah kegemukan di saat dewasanya sehingga juga mencegah
penyakit diabetes dan penyakit yang terkait kegemukan. Kemudian juga ada
laporan indikasi hubungan kecerdasan anak dengan pemberian ASI. Yang
terakhir adalah hasil penelitian di Universitas Oxford Inggris ini yang
mengaitkan pemberian ASI dengan semakin kecilnya kemungkinan anak
terkena gangguan perkembangan dan tingkah laku seperti hiperaktif,
kecemasan dan ketergantungan anak pada keberadaan orang tuanya yang
berlebihan, atau masalah tingkah laku seperti berbohong dan mencuri.
Semakin lama ASI diberikan pada bayi,
semakin lama dan semakin baik juga perlindungan dan keuntungan yang
didapatkan anak. Susu formula tidak bisa menggantikan peran ASI dalam
hal-hal yang disebutkan di atas.
Menyusui anak juga memberi efek positif
bagi sang ibu, antara lain mengurangi resiko ibu terkena penyakit
jantung, mengurangi resiko terkena kanker rahim dan payudara, membakar
kalori pada tubuh ibu, menghemat pengeluaran, dan juga menumbuhkan
ikatan yang kuat antara ibu dan anak. Selain itu menyusui anak juga
menunda kembalinya siklus menstruasi pada ibu yang baru melahirkan.
Penelitian yang baru-baru ini dilakukan di Inggris dilakukan dengan teknik prospective and cohort study,
yang melibatkan jumlah sampel yang banyak yakni lebih dari 10.000 anak
dan bayi. Mereka diwawancara ketika bayi berumur 9 bulan, dan dikunjungi
ulang setiap dua tahun sekali. Setelah anak berusia 5 tahun, diberikan
sebuah questionnaire ilmiah yang disebut dengan istilah Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ).
Penelitian ini juga sudah mempertimbangkan berbagai faktor seperti
keadaan sosial ekonomi, kesehatan mental sang ibu, usia ibu, tingkat
pendidikan, kondisi keharmonisan rumah tangga, tingkah laku ibu ketika
hamil seperti merokok atau minum alkohol, hubungan ibu dan anak, dsb.
Diantara hasil penelitian tersebut
adalah, bayi yang diberikan ASI eksklusif sampai umur 4 bulan akan
berkurang kemungkinannya mengalami gangguan tingkah laku sebesar 39%
dibandingkan yang bayi tak diberi ASI sama sekali tapi hanya diberi susu
formula. Jika ASI diberikan beserta tambahan makanan lain dalam 4 bulan
pertama tersebut, maka kemungkinan berkurangnya gangguan tingkah laku
pada anak hanya menjadi 33%. Bahkan bayi yang diberi ASI tapi tak sampai
4 bulan, hasilnya nyaris sama dengan bayi yang tak diberi ASI sama
sekali. Sementara itu, bayi yang terlahir prematur tidak menunjukkan
perbedaan berarti antara diberi ASI atau tidak. Yang jelas kesimpulan
penelitian ini adalah semakin lama masa pemberian ASI, maka akan semakin
turun resiko gangguan tingkah laku pada anak.
Faktor penyebab langsung antara
pemberian ASI dengan berkurangnya kemungkinan anak mengalami gangguan
tingkah laku masih belum jelas. Di antara penjelasan bagi hal ini adalah
kandungan ASI yang kaya dengan berbagai macam asam lemak tak jenuh,
hormon dan nutrisi pertumbuhan, yang berperan penting dalam pembentukan
dan perkembangan otak dan sistem saraf pada bayi. Kemungkinan penyebab
lainnya adalah hubungan erat yang terbentuk antara ibu dan bayi selama
proses menyusui yang mendukung perkembangan emosi dan psikologi sang
anak.
Menyusui bayi juga berhubungan dengan
penurunan tekanan darah dan kolesterol serum total, penurunan prevalensi
diabetes melitus tipe 2 dan juga obesitas saat remaja dan dewasa.
Sementara bagi ibu, menyusui dapat menunda kembalinya kesuburan dan
mengurangi risiko perdarahan pasca melahirkan, kanker payudara, pra
menopause dan kanker ovarium.ASI Ekslusif diberikan selama 6 bulan pertama sejak bayi dilahirkan, tanpa diberi tambahan makanan atau minuman apapun. Saat memasuki usia 6 bulan, bayi baru diperkenalkan pada Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sedangkan pemberian ASI tetap diteruskan hingga bayi berusia 2 tahun.
Bila bayi diberi ASI eksklusif 6 bulan penuh, akan mengurangi kemungkinan ibu untuk hamil lebih dini. Ibu yang menyusui dengan ASI biasanya juga lebih cepat mengembalikan postur tubuhnya seperti sebelum hamil. Selain itu juga mengurangi kemungkinan kerapuhan pada tulang ibu.
Sumber:detikhealth.com&horizonwatcher.blogdetik.com
Tidak ada komentar: